Art exhibition
Festival
budaya
nusantara
IV
2021

Proudly Present
1
Satriana Didiek Isnanta
2
Muhammad Ali Rahim
3
Ira Adriati
4
Sigit Purnomo Adi. S.Sn M.Sn
5
Deborah Patriciah
Rampogan
Ide karya “Rampogan” ini dari ketertarikan terhadap salah satu anak wayang kulit purwa, yaitu anak wayang rampogan yang menggambarkan pasukan yang sedang berbaris menuju medan pertempuran.
Satriana Didiek Isnanta
Exoteast Nusalawang
Berupa buah kecil, biji bunga, daun, bahkan kulit pohon—rempah-rempah. Daya tariknya mengundang ekspedisi Eropa puluhan ribu mil ke "Timur" selama lebih dari dua abad sejak 1600 Masehi. Eksplorasi ini akhirnya menciptakan rute pelayaran yang sekarang dikenal sebagai "spice routes".
Muhammad ali rahim
Gemah Ripah Loh Jinawi
Karya ini berusaha menggambarkan suasana Indonesia yang sangat subur Makmur dan kaya akan budaya serta kekayaan lainnya yang harus dijaga keberadaanya. Dijaga dari kerusakan lingkungan hidup dan juga dijaga dari pudarnya kebudayaan akibat perkembangan jaman.
Sigit Purnomo adi, S.Sn., M.Sn
LADA, LADA, LADA
Karya ini menyorot sosok perempuan sebagai bagian dari male gaze, perempuan dengan lekuk tubuhnya dan ketelanjangan menjadi pusat perhatian seniman selama ratusan tahun dan memenuhi berbagai sudut museum dan galeri.
Deborah Patricia G Ram Mozes, SE., M.Sn
6
Dr. Anna Sungkar, M.Sn.
7
Wawan Suryana, S.Sn., M.Sn
8
Sari Dewi Kuncoroputri
9
Sekar Ayu Kuncoroputri
10
I. G. P. A. Mirah Rahmawati

Tegar
Karya ini berjudul “Tegar”, menampilkan seorang ibu yang sedang menggendong anak yang tertidur pulas. Ibu berusaha mengangkat karung plastik yang berisi beraneka barang bekas. Setiap hari ibu itu selalu berusaha mencari dan mendapatkan barang-barang bekas yang masih layak dijual.
Dr. Anna Sungkar, M.Sn.
Sang Primadona
Karya ini terinspirasi dari dua sudut pandang yang berbeda: Meminjam tubuh dan wajah Frida Kahlo serta Topeng Cirebon di padukan menjadi karya visual dengan teknik kolase dan rekayasa komputer, karya dibuat tahun 2021.
Wawan Suryana, S.Sn., M.Sn

Utara di Tengah Bharatayuddha
Mahabharata adalah salah satu epos besar di mana Perang Bharatayuddha adalah klimaks dari cerita ini. Perang Bharatayuddha adalah perang saudara yang pecah karena Kaum PandawaLima kalah judi dengan Kaum Kurawa. Di dalam peperangan 18 hari ini, ada salah satu tokoh diluar kedua kaum yang sedang bentrok, tetapi ia ada di pihak Pandawa. Ia bernama Raden Utara, panglima perang, yang pertama kali gugur karena dibunuh oleh Bisma yang memihak Kurawa.
Sari Dewi Kuncoroputri
Nakula-Sadewa di Peperangan Bharatayudha
Karya ini mengisahkan tentang Nakula dan Sadewa, dua anak kembar yang merupakan anggota dari Pandawa Lima yang berperang melawan Kurawa di Peperangan Bharatayudha. Meskipun peran yang dimiliki mereka kecil, akan tetapi sangat berdampak besar bagi semua Orang
Sekar Ayu Kuncoroputri


Protection
Karya ini menceritakan tentang bagaimana perjuangan seorang ibu dalam menjaga kehamilan di tengah pandemi agar bayi dapat lahir dengan selamat dari serangan virus dan penyakit.
I. G. P. A. Mirah Rahmawati